Bukalah
pintu hatimu seluas-luasnya untuk menghargai nikmat yang Allah curahkan
kepadamu. Bukalah pintu hatimu setiap
kali Allah mengabulkan setiap doamu.
Hitunglah setiap nikmat yang diberikan-Nya dan hitung setiap celaka yang
tertimpa kepadamu. Dengan penuh insaf,
akurlah bahawa alangkah istimewanya dirimu dihidupkan setiap masa di bawah
curahan kasih sayang Allah.
Apabila
Allah S.W.T cepat memakbulkan doamu, maka DIA menyayangimu.
Apabila
Allah S.W.T lambat mengabulkan doamu, maka DIA ingin mengujimu.
Apabila
Allah S.W.T tidak memakbulkan doamu, maka DIA merancang sesuatu yang lebih baik
untukmu
Dalan
setiap usahamu, berdoalah kepada Allah agar mudah-mudahan usaha itu diakhiri
dengan kejayaan. Berdoa dan teruslah
berdoa dengan penuh harap. Demikian
Allah selalu menggalakkan hamba-Nya untuk terus berdoa dan berdoa.
Firman
Allah:
“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku
agar mereka selalu berada dalam kelurusan.” (Al-Baqarah: 186)Berdoa dan terus berdoa ketika ka uterus-terusan mencurahkan keringat untuk memperoleh kejayaan.
“Berdoalah kalian kepada-Ku nescaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” (Ghafir: 60)
Dalam usaha berdoa itu, teguhkan kenyakinanmu bahawa Allah pasti mengabulkan doa itu. Ibnu Athiah berkata, “Janganlah kerana terlambatnya pemberian Allah itu walaupun engkau telah berdoa bersungguh-sungguh menyebabkan engkau berputus asa. Ketahuilah, bahawa Allah telah menjamin untuk memperkenankan segala permintaanmu berdasarkan yang telah dipilihkan-Nya untuk engkau, bukan atas apa yang engkau pilih untuk dirimu, dan pada waktu yang sudah dikehendaki-Nya untuk engkau, bukan pada waktu yang engkau kehendaki.”
Periksalah dirimu ketika doamu sukar untuk dikabulkan Allah. Carilah kelemahan dirimu sehingga doa itu lambat dikabulkan.
Al-Imam
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyahmenjelaskan soal lambatnya doa dikabulkan Allah. “Demikian pula doa. Doa merupakan sebab
terkuat untuk menolak keburukan dan (sebab untuk) mendapatkan apa yang
diinginkan. Akan tetapi terkadang pengaruhnya luput untuk diperoleh. Ini karena
lemahnya doa tersebut di mana keberadaan doa itu tidak dicintai oleh Allah disebabkan di dalamnya mengandung permusuhan. Ini
juga teradi karena lemahnya hati orang yang berdoa dan ia tidak menghadapkan
diri sepenuhnya kepada Allah , juga tidak
memperhatikan waktu berdoa (yang mustajab). Jadilah doa tersebut seperti busur
yang sangat lemah, karena anak panah yang keluar darinya meleset dengan lemah. Selain
itu, doa tersebut tidak dikabulkan
karena ada perkara-perkara yang menghalanginya seperti memakan daripada harta yang haram, adanya kezaliman, hati yang penuh titik hitam karena
dosa, kelalaian dan syahwat yang mendominasi.” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 9)
Kukuhkan ikatan hatimu kepada
Allah. Dikala kau berasa jauh dengan
Allah, ingatilah Allah dengan
bersungguh-sungguh hati.
“Ingatlah
kalian (berdzikirlah) kepada-Ku maka Aku pun akan mengingat kalian.”
(Al-Baqarah: 152)
Pada suatu hari seorang lelaki datang bertemu dengan
sahabat Nabi s.a.w yang bernama Ibnu Mas'ud r.a untuk meminta nasihat.
Katanya, "Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasihat
yang dapat kujadikan ubat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari
ini, akau berasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; aku tidak
berselera makan dan tidak nyenyak tidur."
Maka Ibnu Mas'ud menasihatinya, " Kalau
penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu ke tiga tempat; ke tempat
orang yang membaca Al-Quran, engkau baca Al-Quran atau engkau dengar baik-baik
orang yang membacanya. Engkau juga boleh pergi ke majlis-majlis ilmu yang
mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari masa serta tempat yang sunyi
dan engkau berkhalwat menyembah Allah. Contohnya seperti di tengah malam, pada
saat orang sedang lain nyenyak tidur lalu engkau bangun mengerjakan solat malam, memohon
kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman fikiran dan kemurniaan hati.
Seandainya jiwamu tidak terubat denga cara ini, engkau minta kepada Allah agar
diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi
hatimu."
Setelah pulangke rumah, sahabat itu mengamalkan
nasihat yang diberikan. Dia mengambil wuduk dan membaca al-Quran dengan
khusyuk. Selepas itu, dia merasai jiwanya aman dan tenteram, fikirannya tenang
dan kegelisahannya hilang.
Saudaraku,
Penuhilah piala hatimu dengan kesyukuran setiap kali
doamu dikabulkan Allah.
“ Wahai jiwa yang tenang .
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan rasa puas, dengan segala nikmat yang
diberikan, lagi diredhai-Nya. Masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. Masuklah
ke syurga-Ku.” (Al-Fajr: 30)