Rabu, 13 Ogos 2014

APABILA ALLAH MENGABULKAN DOAMU




Bukalah pintu hatimu seluas-luasnya untuk menghargai nikmat yang Allah curahkan kepadamu.  Bukalah pintu hatimu setiap kali Allah mengabulkan setiap doamu.  Hitunglah setiap nikmat yang diberikan-Nya dan hitung setiap celaka yang tertimpa kepadamu.  Dengan penuh insaf, akurlah bahawa alangkah istimewanya dirimu dihidupkan setiap masa di bawah curahan kasih sayang Allah.

Apabila Allah S.W.T cepat memakbulkan doamu, maka DIA menyayangimu.
Apabila Allah S.W.T lambat mengabulkan doamu, maka DIA ingin mengujimu.
Apabila Allah S.W.T tidak memakbulkan doamu, maka DIA merancang sesuatu yang lebih baik untukmu

Dalan setiap usahamu, berdoalah kepada Allah agar mudah-mudahan usaha itu diakhiri dengan kejayaan.  Berdoa dan teruslah berdoa dengan penuh harap.  Demikian Allah selalu menggalakkan hamba-Nya untuk terus berdoa dan berdoa.

Firman Allah:
“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kelurusan.” (Al-Baqarah: 186)

Berdoa dan terus berdoa ketika ka uterus-terusan mencurahkan keringat untuk memperoleh kejayaan.

“Berdoalah kalian kepada-Ku nescaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” (Ghafir: 60)

Dalam usaha berdoa itu, teguhkan kenyakinanmu bahawa  Allah pasti mengabulkan doa itu.  Ibnu Athiah berkata, “Janganlah kerana terlambatnya pemberian Allah itu walaupun engkau telah berdoa bersungguh-sungguh menyebabkan engkau berputus asa. Ketahuilah, bahawa Allah telah menjamin untuk memperkenankan segala permintaanmu berdasarkan yang telah dipilihkan-Nya untuk engkau, bukan atas apa yang engkau pilih untuk dirimu, dan pada waktu yang sudah dikehendaki-Nya untuk engkau, bukan pada waktu yang engkau kehendaki.”  

Periksalah dirimu ketika doamu sukar untuk dikabulkan  Allah.  Carilah kelemahan dirimu sehingga doa itu  lambat dikabulkan.

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyahmenjelaskan soal lambatnya doa dikabulkan Allah.  “Demikian pula doa. Doa merupakan sebab terkuat untuk menolak keburukan dan (sebab untuk) mendapatkan apa yang diinginkan. Akan tetapi terkadang pengaruhnya luput untuk diperoleh. Ini karena lemahnya doa tersebut di mana keberadaan doa itu tidak dicintai oleh Allah   disebabkan di dalamnya mengandung permusuhan. Ini juga teradi karena lemahnya hati orang yang berdoa dan ia tidak menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah  , juga tidak memperhatikan waktu berdoa (yang mustajab). Jadilah doa tersebut seperti busur yang sangat lemah, karena anak panah yang keluar darinya meleset dengan lemah. Selain itu,  doa tersebut tidak dikabulkan karena ada perkara-perkara yang menghalanginya seperti memakan daripada harta  yang haram, adanya  kezaliman, hati yang penuh titik hitam karena dosa, kelalaian dan syahwat yang mendominasi.” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 9)
Kukuhkan ikatan hatimu kepada Allah.  Dikala kau berasa jauh dengan Allah, ingatilah  Allah dengan bersungguh-sungguh hati.

“Ingatlah kalian (berdzikirlah) kepada-Ku maka Aku pun akan mengingat kalian.” (Al-Baqarah: 152)

Pada suatu hari seorang lelaki datang bertemu dengan sahabat Nabi s.a.w yang bernama Ibnu Mas'ud r.a untuk meminta nasihat.

Katanya, "Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasihat yang dapat kujadikan ubat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini, akau berasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; aku tidak berselera makan dan tidak nyenyak tidur."

Maka Ibnu Mas'ud menasihatinya, " Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu ke tiga tempat; ke tempat orang yang membaca Al-Quran, engkau baca Al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya. Engkau juga boleh pergi ke majlis-majlis ilmu yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari masa serta tempat yang sunyi dan engkau berkhalwat menyembah Allah. Contohnya seperti di tengah malam, pada saat orang sedang lain nyenyak tidur lalu  engkau bangun mengerjakan solat malam, memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman fikiran dan kemurniaan hati. Seandainya jiwamu tidak terubat denga cara ini, engkau minta kepada Allah agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu."

Setelah pulangke rumah, sahabat itu mengamalkan nasihat yang diberikan. Dia mengambil wuduk dan membaca al-Quran dengan khusyuk. Selepas itu, dia merasai jiwanya aman dan tenteram, fikirannya tenang dan kegelisahannya hilang.

Saudaraku,

Penuhilah piala hatimu dengan kesyukuran setiap kali doamu dikabulkan Allah.

“ Wahai jiwa yang tenang . Kembalilah kepada Tuhanmu dengan rasa puas, dengan segala nikmat yang diberikan, lagi diredhai-Nya. Masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke syurga-Ku.”  (Al-Fajr: 30)

Khamis, 7 Ogos 2014

Waris

Tiba-tiba mendapat panggilan daripada seseorang. Orang jauh dari KL. " Tuan, saya hendak merujuk kepada Tuan akan kitab salasilah keturunan yang ada pada saya. Saya fikir tuan adalah orang yang paling sesuai dan tahu. Saya yakin salasilah keturunan yang ada pada saya ini dapat tuan huraikan kekerabatannya. Saya ingin sangat mengenali sekelian saudara mara saya di Raub. Saya fikir saya hendak berjumpa tuan jumaat depan di Raub."

Aku berasa dihargai seperti seorang Pendita. Seorang Pendita besar yang mulus kata-katanya. Tapi kemudian, rasa kekaguman akan diri sendiri itu bertukar kepada cemas. Kenapa aku bukan yang lain untuk dirujuk.